KEBIASAAN MANUSIA TANPA SADAR MERUSAK LINGKUNGAN

Bandar Lampung -- Lingkungan yang sehat berperan penting dalam menjaga kesehatan individu dan masyarakat secara keseluruhan. Lingkungan yang sehat kaitannya erat dengan kualitas udara. Hal ini sangat penting bagi keberlangsungan kesehatan manusia, karena udara yang tercemar dapat memiliki dampak negatif pada sistem pernapasan dan kesehatan secara keseluruhan. Penyakit yang bisa ditimbulkan akibat pencemaran udara yaitu asma, bronkitis, dan infeksi saluran pernapasan atas.  

Kelestarian ekosistem patut menjadi perhatian penting untuk menjaga keseimbangan alam dan kesehatan manusia. Hutan, misalnya, berperan dalam mengurangi polusi udara, menyediakan sumber daya alam, dan memelihara keanekaragaman hayati sehingga harus terus dijaga dan dilestarikan. Kemudian, perubahan iklim yang terjadi akibat pemanasan global juga dapat berkontribusi pada berbagai masalah kesehatan. Peningkatan suhu global dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit seperti demam berdarah, malaria, dan penyakit pernapasan lainnya.

Dalam rangka memastikan kesehatan yang optimal bagi manusia, perlu adanya kesadaran dan tindakan untuk menjaga lingkungan yang sehat. Dilansir dari Conserve Energy Future, berikut 6 kebiasaan manusia yang ternyata berdampak buruk kepada lingkungan.

1.  Menggunakan kendaraan bermotor pribadi Menggunakan kendaraan bermotor pribadi adalah salah satu kebiasaan manusia untuk menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Kehadiran kendaraan bermotor pribadi membuat pemiliknya memiliki fleksibilitas waktu yang sangat tinggi dan bisa bergerak kapan pun serta ke mana pun mereka mau. Akan tetapi, semakin banyak orang yang menggunakan kendaraan bermotor pribadi, semakin banyak pula polusi yang dihasilkan. Dan itu membuat lingkungan semakin tercemar. Salah satu solusi mengurangi dampak polusi dari kendaraan pribadi adalah menggunakan seoptimal mungkin transportasi umum yang ada untuk beraktivitas

2.   Buang baterai dan tinta secara tidak benar Baterai mengandung jejak merkuri dan bahan kimia beracun lainnya. Jika dibuang secara tidak benar dan berakhir ke alam, dapat memengaruhi satwa liar dan kehidupan. Sementara itu, cartridge tinta memiliki efek yang lebih beracun terhadap lingkungan bila tidak dibuang dengan benar. Setiap tahun, jutaan cartridge tinta berakhir di tempat pembuangan sampah yang meracuni tanah dan semakin merusak lingkungan.

3.     Penggunaan plastik yang berlebihan Barang-barang yang dijual di toko kebanyakan dikemas dalam wadah plastik. Selain itu, sebagian besar kantong belanjaan juga merupakan kantong plastik. Secara statistik, kemasan makanan menyumbang hampir 70 persen dari semua sampah dan limbah rumah tangga yang akhirnya berakhir di tempat pembuangan sampah. Plastik merupakan polutan utama bagi lingkungan karena tidak dapat terurai secara alami hingga ribuan tahun. Semakin banyak plastik yang dibuang ke tempat pembuangan sampah, semakin banyak pula dampak buruk yang diterima lingkungan. Baca juga: Mayora Raih Penghargaan Tertinggi dari BPOM soal Keberlanjutan Lingkungan

4.   Tidak menghabiskan makanan Salah satu adab dan kesopanan saat makan adalah menghabiskan makanan yang ada di piring. Adab tersebut rupanya memiliki nilai yang sangat tinggi. Bila makanan tidak dihabiskan, maka akan terbuang. Jika sisa makanan terbuang begitu saja ke tempat terbuka, lama-lama akan melepaskan gas metana. Gas metana ini merupakan salah satu gas rumah kaca (GRK) yang memiliki efek merusak lebih besar dibandingkan karbon dioksida.

5.   Memakai kertas berlebihan Kertas digunakan setiap hari oleh manusia dalam berbagai bentuk. Contohnya antara lain penggunaan tisu di dapur, buku, dan di media cetak untuk bacaan kita sehari-hari. Sebagaimana kita ketahui, kertas itu terbuat dari pohon. Jika kebutuhan meningkat, akan lebih banyak pohon yang ditebang. Tingginya penebangan pohon akan memicu semakin parahnya deforestasi dan berdampak buruk kepada Bumi.

6.   Memanaskan air dengan peralatan listrik Jumlah energi yang digunakan untuk menjerang air menggunakan kompor listrik atau memanaskan air dengan peralatan listrik lebih besar bila dibandingkan dengan gas elpiji. Jika sumber listriknya berasal dari bahan bakar fosil seperti batu bara, maka emisi yang dihasilkan lebih tinggi bila dibandingkan dengan gas.

Nah, sobat rimba . Kita juga perlu melakukan edukasi dan berpartisipasi langsung untuk lebih meningkatkan kesadaran akan isu lingkungan dan mengajak orang lain untuk ikut serta dalam menjaga lingkungan hidup yang sehat. Mari menjaga lingkungan sekitar mulai dari diri sendiri demi kesehatan kita dan anak cucu di masa yang akan datang. 

 

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:

 

Dinas Kehutanan Provinsi Lampung 

Telp: (0721) 703177

Email:  [email protected]

 

 

Tag: Kerusakan Lingkungan #Manusia