Minyak Kemiri Super Tegal Sari : Perwujudan Kaum Perempuan Melestarikan Hutan dari Rumah

Bandar Lampung -- Kemajuan zaman telah mengizinkan kaum perempuan untuk berperan lebih banyak. Secara langsung atau tak langsung, keterlibatan perempuan dalam pembangunan sektor kehutanan, terutama dalam pemanfaatan hutan secara lestari sangat dibutuhkan. Bukti sederhana andil perempuan dalam pelestarian hutan secara tidak langsung adalah hadirnya produk-produk olahan dari sentuhan tangan-tangan kreatif kaum perempuan.

Adalah Minyak Kemiri Super Tegal Sari, nama produk olahan kemiri hasil kreativitas kaum perempuan yang tergabung dalam KUPS (Kelompok Usaha Perhutanan Sosial) Kemiri Super. Bermula dari dorongan Penyuluh Kehutanan Tahura Wan Abdul Rachman dengan melakukan pelatihan pembuatan minyak kemiri, kini mereka telah bisa secara mandiri memproduksi dan memasarkan minyak kemiri. Dimana setiap satu kilogram kemiri yang biasa dijual dengan harga Rp. 30.000-50.000, dapat menghasilkan 200-300 ml minyak kemiri dengan harga jual Rp. 50.000/100ml. Artinya ada kenaikan nilai jual kemiri sekitar 3 kali lipat.


Bermodalkan niat dan peralatan sederhana seperti blander, wajan, kompor gas, kain penyaring serta bahan baku kemiri, KUPS Kemiri Super berhasil meningkatkan nilai jual kemiri dalam bentuk minyak yang biasanya dimanfaatkan sebagai penyubur rambut. Minggu pertama pasca pelatihan, KUPS Kemiri Super telah berhasil menjual 13 botol minyak kemiri yang dikemas dalam botol fliptop berukuran 100 ml dengan harga Rp. 50.000/botol.

KUPS Kemiri Super sendiri merupakan kelompok usaha dari KTH (Kelompok Tani Hutan) Tegal Sari, binaan UPTD KPHK Tahura Wan Abdul Rachman. Eliyawati selaku Ketua KUPS menuturkan nama “Kemiri Super” dipilih karena semua anggota KTH memiliki tanaman kemiri yang hasilnya cukup melimpah dan berkualitas baik. Dengan jumlah anggota 31 KK (Kepala Keluarga), areal yang dimanfaatkan kelompok ini mampu memproduksi kemiri 6-12 ton/tahun.

Meski hanya sebagian kecil kemiri yang diolah menjadi minyak kemiri, tapi nyalakan semangat mengolah kemiri yang begitu besar ditambah dengan pendampingan yang intens dari penyuluh kahutanan, perlahan tapi pasti produktivitasnya akan meningkat juga. Lalu, semakin meningkat produktivitas minyak kemiri ini, maka semakin besar pula minat petani hutan untuk menanam, menjaga dan merawat tanaman kemiri. Ini menunjukkan bahwa pelestarian hutan bisa dilakukan oleh siapa saja dan dari mana saja, bahkan dari rumah sekalipun.

Tag: Minyak Kemiri #Tahura Wan Abdul Rachman #Penyuluh Kehutanan