Pendampingan Yayasan inisiasi alam rehabilitasi Indonesia (YIARI) di UPTD KPH Batu Tegi
Bandar Lampung -- Yayasan
inisiasi alam rehabilitasi Indonesia (YIARI) merupakan lembaga swadaya
masyarakat (LSM) yang bekerja secara holistik di wilayah UPTD KPH Batu Tegi
sejak tahun 2017. YIARI berfokus kepada penyelamatan satwa, perlindungan satwa
dan kelestarian alam. Pada tahun 2021 YIARI mengembangkan seksinya diantaranya
adalah pendampingan atau pemberdayaan masyarakat. Secara umum, petani HKm yang
terdampak langsung dari kegiatan pendampingan YIARI – UPTD KPH Batu Tegi
sepanjang tahun 2022 terdiri dari 10 KTH di 3 GAPOKTAN (Sumber Makmur, Wana
Tani Lestari, Mandiri Lestari) dengan jumlah petani yang terlibat langsung
sebanyak 100 orang. Bentuk kegiatan
pendampingan ini secara umum dituangkan dalam penerapan agrosilvikultur,
penerapan agrosilvopastura dan sekolah lapang.
Secara teknis, dampak yang
diperoleh kelompok petani tahun 2022 terdiri dari 4 kali kegiatan pelatihan dan
peningkatan kapasitas, 11 kali kegiatan diskusi kelompok terpumpun, 2 unit
bantuan rumah persemaian, 1.415 batang bantuan bibit tanaman, 10 ekor bantuan
ternak bergulir. Adapun jenis bantuan bibit tanaman yang diberikan adalah Pala,
Alpukat, Pinang dan durian. Dalam prosesnya telah dilakukan serangkaian diskusi
kelompok dan kesepakatan bersama yang meliputi jumlah dan jenis pengadaan benih
serta tata aturan pengelolaan rumah persemaian mandiri: pembuatan ecopolybag,
penyemaian, perawatan, penyambungan bibit sampai pada tahapan distribusi bibit
kepada anggota.
Berdasarkan evaluasi yang
dilakukan pada awal tahun 2023, untuk menunjang keberhasilan hidup bibit
persemaian maka dilakukan pelatihan manajemen persemaian untuk mengevaluasi
teknik sambung pucuk dan persemaian yang telah dilakukan petani dampingan pada kegiatan
persemaian sebelumnya serta penggunaan mikoriza sebagai agen hayati untuk
pembibitan yang dilakukan di 2 Gapoktan (WTL dan SM). Tujuan kegiatan manajemen
persemaian ini adalah meningkatkan pemahaman petani tentang manajemen
persemaian, mengenalkan dan memberikan pemahaman mengenai mikoriza dan
manfaatnya bagi tanaman serta tanah. Narasumber yang dihadirkan pada pelatihan
ini adalah Dr. Maria Viva Rini dan Rommy Qurniati, S.P., M.Si. dari Fakultas
Pertanian Universitas Lampung dan Momo Sumarno, S.P., dari Balai Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai Way Seputih Way Sekampung.
Kegiatan tindak lanjut dari
kegiatan persemaian ini masih sangat banyak kekurangan sehingga masih perlu
banyak dorongan dari pendamping, baik dari YIARI juga UPTD KPH Batu Tegi.
Karena kegiatan ini memerlukan konsistensi dan penguatan kelompok yang baik,
agar hasil yang dirasakan dari adanya kegiatan praktek ini bisa maksimal dengan
penilaian berdasarkan perkembangan tanaman serta peningkatan jumlah hasil
produksi tanaman yang didapatkan dari hasil tanaman yang beragam di lahan
petani. Manfaat lainnya yang akan terasa juga adalah adanya pengurangan biaya
produksi petani dalam mengelola lahan HKm nya.
Tag: UPTD KPH Batu Tegi #YIARI